SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN - Calon Wali Kota Banjarmasin nomor urut 02, H. Muhammad Yamin HR, bersama Ketua Tim Pemenangan Yamin-Ananda, Didi Darmadi, menanggapi sejumlah isu yang mencuat di tengah masyarakat.
Di antaranya adalah video viral yang memperlihatkan seorang wanita mengaku menerima uang dari seorang pria bernama Edi Mulyadi, yang disebut sebagai bagian dari tim sukses pasangan calon (paslon) nomor urut 02.
Kejadian lain yang turut menjadi sorotan adalah dugaan surat suara yang sudah tercoblos di TPS 16 Kelurahan Pemurus Dalam.
Dalam pernyataannya, H. Muhammad Yamin HR menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengetahui maupun terlibat dalam insiden tersebut.
Ia juga mengaku tidak mengenal sosok yang disebut-sebut dalam video tersebut.
"Kami tidak mengetahui dan tidak ada kaitannya dengan hal tersebut, bahkan Edi Mulyadi itu siapa kami pun tidak tahu," kata Yamin, Senin (25/11) lalu.
Yamin juga menyatakan keberatannya atas tuduhan yang diarahkan kepada timnya.
Meski begitu, ia memilih untuk tetap fokus menjalani tahapan pilkada yang tengah berlangsung.
"Sebenarnya kami tidak terima adanya tuduhan tersebut karena kami tidak melakukannya. Namun sekarang kami ingin fokus pada pilkada agar berjalan dengan lancar. Setelah itu, baru akan kami ambil langkah hukum dengan tim hukum kami," ujarnya.
Ketua Tim Pemenangan Yamin-Ananda, Didi Darmadi, juga menanggapi dengan sikap yang serupa.
Menurutnya, isu tersebut hanya bagian dari dinamika politik yang biasa terjadi menjelang hari pemilihan.
"Mungkin nanti malam kami akan berkonsultasi untuk menentukan tindak lanjutnya. Tapi yang jelas, bagi kami itu cuma isu biasa," ujar Didi.
Ia pun menilai bahwa isu tersebut mencuat pada waktu yang tidak wajar, yakni di minggu-minggu terakhir masa tenang.
"Alhamdulillah selama kurang lebih tiga bulan masa kampanye, masyarakat Banjarmasin mungkin semua melihat dan merasakan sendiri. Tidak ada suasana yang kurang nyaman. Malah baru di minggu-minggu terakhir ada isu-isu seperti itu," jelasnya.
Didi menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin menuduh siapa siapa dan tetap mengedepankan prinsip pilkada damai.
"Kami juga tidak ingin menuduh siapa yang menggoreng isu ini. Kita sudah sama-sama menyepakati kalau pilkada kali ini kita menginginkan pilkada damai. Itu yang harus sama-sama kita pegang," ucapnya.
Kedua pihak sepakat untuk tidak terburu-buru mengambil tindakan sebelum berdiskusi dengan tim hukum mereka.
"Kami akan berdiskusi dulu dengan tim hukum untuk menentukan langkah hukum seperti apa yang akan diambil. Karena ini adalah isu negatif bagi kami," tutur Didi.
Meski diterpa isu yang berpotensi merusak citra mereka, pasangan Yamin-Ananda tetap berkomitmen untuk menjaga suasana pemilu yang damai dan kondusif.
"Kami ingin masyarakat tahu bahwa tujuan kami adalah menciptakan pilkada yang aman dan damai," tutup Didi. (*)