PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). Foto-CIMB Niaga |
SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN - Program ekonomi hijau dalam kegiatan usaha yang digaungkan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) patut diacungi jempol.
Di mana, program ini sebagai komitmen dalam mengimplementasikan pembangunan keberlanjutan (sustainability).
Corporate Communications Head CIMB Niaga, Hery Kurniawan mengatakan, pihaknya terus konsisten mendorong praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab sesuai prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG).
“Ini merupakan komitmen CIMB Niaga untuk tidak sekadar mengejar profit, namun juga berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang, sejalan dengan pesan keberlanjutan CIMB Niaga #SekarangUntukMasaDepan,” ucap Hery Kurniawan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, 24 September 2024.
Sekadar diketahui, terdapat sejumlah produk dan program keuangan berkelanjutan yang diluncurkan CIMB Niaga dalam mendukung capaian SDGs.
Di antaranya Tabungan iB Mapan Berhadiah Wakaf, Giro Kartini, pembiayaan panel surya, Green Mortgage, Sustainability-Linked Loan/Financing, dan Sustainable Financing.
Menariknya, produk di atas disambut baik nasabah.
Hal itu dibuktikan dengan data per 31 Maret 2024, hampir 26 persen atau Rp54,8 triliun pembiayaan CIMB Niaga mendukung transisi yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon, Perjanjian Paris, dan SDGs.
Selain itu, CIMB Niaga juga terpilih sebagai salah satu dari tujuh bank yang mewakili komitmen industri perbankan nasional dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) Indonesia.
Selaras dengan Visi Indonesia Emas 2045
Ilustrasi Indonesia sebagai negara maju. Foto-Shutterstock |
Program ekonomi hijau CIMB Niaga ini tentu bukan sebuah kebetulan. Program ini seakan menjadi jawaban bagaimana strategi percepatan pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.
Mengingat, dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6-7 persen, Indonesia tidak bisa hanya bergantung kepada brown economy, tapi juga harus mulai membangun circular economy, green economy, dan blue economy.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045.
“Kemudian mengurangi emisi sebesar 86 juta ton CO2-ekuivalen, dan menciptakan hingga 4,4 juta lapangan kerja,” ucap Airlangga Hartarto melalui siaran pers di website resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu, 3 Juli 2024 lalu.
Jika program ini benar-benar terwujud, maka akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Terutama dalam mewujudkan transformasi ekonomi menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju, dan keluar dari middle income trap.
Sedikitnya, terdapat dua peluang yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi hijau.
Pertama, transisi aktivitas ekonomi eksisting. Pada sektor energi, upaya transisi diarahkan melalui penerapan energi baru dan terbarukan seperti energi surya, angin, hidro dan biomassa.
Masih meminjam data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, saat ini terdapat 152 perusahaan yang memiliki Sertifikat Industri Hijau, dan diharapkan akan terus bertambah.
Pasalnya, Sertifikasi Industri Hijau ini memberikan manfaat ekonomi yakni menghemat energi senilai Rp3,2 triliun per tahun, dan penghematan air senilai Rp169 miliar per tahun.
Peluang kedua, memunculkan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan sektor dan aktivitas sirkular yang inovatif. Misalnya seperti industri berbasis sumber daya alam hayati berkelanjutan atau bio-ekonomi, ekonomi biru, dan industri pemanfaatan limbah.
Sebagai salah satu negara megabiodiversity, industri bio-ekonomi di Indonesia sangat berpotensi untuk terus dikembangkan.
Bahkan, pemerintah telah mengembangkan 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang perlu didorong untuk mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan ekonomi sirkular, sehingga dapat diakui secara luas dan mendatangkan investasi hijau.
Contohnya sekarang banyak bermunculan startup dan bisnis baru yang telah memiliki core business menerapkan prinsip 9R ekonomi sirkular, yaitu Refuse – Rethink – Reduce – Reuse – Repair – Refurbish – Remanufacture – Recycle – Recover.
Startup ini merupakan inovasi anak muda yang kreatif melihat peluang gap dalam implementasi ekonomi sirkular dan ekonomi hijau.
Turut Andil Perbaiki Indeks Ekonomi Hijau Kalsel
Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Foto-dok |
Bukan hanya tingkat nasional, CIMB Niaga juga harus berkontribusi membangun ekonomi hijau daerah, tak terkecuali di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pasalnya, Indeks Ekonomi Hijau (Green Economy Index) Kalsel berada di angka 36,26.
Sehingga menempatkan Kalsel di peringkat ke-36, terendah setelah Jawa Tengah (Jateng), Lampung dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal ini disampaikan Kepala Bappeda Kalsel Ariadi Noor dalam Seminar Internasional bertema “Advancing Green Initiatives for The Sustainable Kalimantan through Action and Collaboration” pada Kamis, 7 September 2023.
Dengan begitu, penting kiranya CIMB Niaga duduk semeja dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel untuk mengidentifikasi langkah prioritas, peluang dan tantangan percepatan ekonomi hijau.
Kemudian, mencari potensi investasi ekonomi hijau yang didukung pembiayaan hijau, untuk dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kalsel.
Selain itu, CIMB Niaga diharapkan menggaungkan lebih kencang lagi program pembiayaan hijau di Kalsel.
Salah satunya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Hijau atau Green Mortgage.
Sehingga program ekonomi hijau benar-benar dirasakan masyarakat daerah, dan Indonesia Emas 2045 bisa terwujud!
Penulis : Muhammad Robby