Istri dari Wali Kota Banjarbaru, Vivi Zubedi, buka suara soal tudingan miring terhadap bisnis fesyen miliknya di Jambi. Foto-Istimewa |
SUARAMILENIAL.ID, BANJARBARU - Istri dari Wali Kota Banjarbaru, Vivi Zubedi, buka suara soal tudingan miring terhadap bisnis fesyen miliknya di Jambi.
Dalam salah satu pemberitaan dan dipublikasikan di media sosial, Vivi dituduh melakukan hal seenaknya terhadap karyawannya di bisnis fesyen yang dikelola.
Bahkan dalam pemberitaan itu, warganet mencibir bisnis fesyen Vivi yang berada di Jambi.
Lantas, Vivi Zubedi secara langsung dan tegas menyampaikan klarifikasi di tengah gempuran isu tersebut.
“Masyaallah ramainya, pertama-tama terima kasih telah mempromosikan saya secara gratis. Terkadang bad news is a good news. Kedua, saya pastikan berita di atas adalah fitnah yang keji. Semua kegiatan dan kontrak kerja di perusahaan saya mengacu kepada SOP & UU Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Jika ingin fair tanpa fitnah tanpa buzzer bayaran, silakan wawancarai semua karyawan saya tanpa terkecuali. Wawancaranya real, tapi ya jangan ngaku-ngaku sebagai karyawan saya,” ucap Vivi Zubedi.
Ia menegaskan, oknum yang melontarkan komentar bukan karyawan dari Vivi Zubedi Jambi.
“Ketiga, oknum yang comment sebagai korban tersebut bukanlah karyawan saya ataupun karyawan @vivizubedijambi SPT yang disebutkan. Silakan langsung konfirmasi ke owner VZ Jambi @w1ndha untuk mengetahui kebenarannya,” katanya.
“Ketiga, admin jangan lupa minta bayaran dinaikkan sama biomzz yang pesan berita ini karena dengan ini pian telah menggadaikan akhirat pian, rugi kalau bayarannya nggak setimpal. Barakallahu fiikum,” sambungnya.
Di sisi lain, bantahan keras juga datang dari Legal Lawyer Vivi Zubedi, Deni.
Ia mengatakan pemberitaan yang beredar adalah hoaks.
“Akun medsos yang disebutkan tak jelas dan tidak bisa dipercaya kepemilikannya. Dia bilang tidak sesuai UMR, UMR yang dimaksud berapa? Kalau memang ada slip gaji gapapa buktikan, nanti akan kita konfirmasi, kalau memang dia bekas pegawai atau pegawai VZ," tegasnya.
Ia juga menyebut, pihak manajemen karyawan bersama partner itu sifatnya friendrising.
Di mana tanggung jawab sepenuhnya di daerah, ketika memasuki wilayah pengaturan kepegawaian di partner.
"Partner kita itu tidak hanya friendrising dengan satu merek, tapi juga dengan beberapa merek lain. Jadi memang itu tanggung jawab dia mengatur SDM sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Ia juga blakblakan bahwa media yang menyebar berita fitnah tersebut perlu dipertanyakan kredibilitasnya.
Sebab ia sendiri bingung bagaimana bisa tulisan di kolom komentar Vivi Zubedi justru dianggap sembahi hasil konfirmasi dan dimuat diberita.
“Maaf aja itu komen di postingan medsos, saya enggak percaya media di Kalimantan itu justru menerimanya sebagai sumber mengatasnamakan kita. Kalau ada fakta terus kami dibelok-belokan gapapa. Tapi ini masalahnya, apa benar bekas karyawan atau memang bekerja kita juga gatau, orangnya pun ga jelas," pungkasnya.
Isu ini seakan menjadi alarm pengingat bagaimana suhu politik di Pilkada Banjarbaru semakin memanas.
Momen ini memperlihatkan adanya gerakan masif dalam menyudutkan salah satu paslon di Pilkada Banjarbaru jelang penetapan calon pada Minggu, 22 September 2024.
Sebelumnya, Aditya juga turut diserang isu liar terkait kebijakannya yang dituduh akan meratakan kawasan Minggu Raya yang berada di pusat jantung kota.
Padahal tak pernah sekalipun selama dirinya menjabat sebagai wali kota membuat kebijakan tersebut.
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Muhammad Robby