Kaum muda di Kabupaten Hulu Sungai Tengah menggelar audiensi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) HST, Rabu (25/9). Foto-Istimewa |
SUARAMILENIAL.ID, BARABAI - Kaum muda di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menggelar audiensi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) HST, Rabu (25/9).
Mereka terhimpun dalam belasan organisasi, komunitas maupun individu untuk mengawal gerakan kotak suara lingkungan #SAVEMERATUS alias penyelamatan Pegunungan Meratus dalam bingkai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) HST.
Audensi diterima langsung oleh Ketua KPU HST, Ardiansyah bersama segenap jajaran komisioner dengan rangkaian penyampaian aspirasi hingga diskusi.
Gerakan kolaborasi ini diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia dan dikoordinir Green Leaders Indonesia (GLI).
Mereka khawatir terhadap ancaman Triple Planetary Crisis yang mencakup perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi.
Koordinator gerakan, Muhammad Hidayatullah mengatakan melalui jejak pendapat dan diskusi yang melibatkan 5.325 orang muda dari 35 provinsi telah mengidentifikasi sejumlah isu kritis yang membutuhkan perhatian segera.
Sembilan topik utama yang diperbincangkan oleh ribuan kaum muda, isu lingkungan hidup (33,2%), sosial (21,7%), pangan, air dan energi (11,1%), pengelolaan sumber daya alam (6,7%), teknologi (8,3%), ekonomi (6,7%), hukum dan HAM (5,1%), tata kelola pemerintahan (4,0%), serta politik (3,2%).
Kemudian, Dayat bilang untuk HST juga demikian.
Aspirasi yang dihimpun, kaum muda maupun masyarakat HST masih menyuarakan agar daerah berjuluk Bumi Murakata itu tetap menolak adanya pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
Melihat fenomena itu dan isu lokal yang berkembang, pihaknya pun merumuskan sejumlah rekomendasi kebijakan kepada KPU HST.
Diharapkan, KPU bisa mengakomodir untuk merumuskan aturan kepada para calon bupati-wakil bupati HST dan menjadikan topik bahasan debat ke depannya.
“Kami harapkan KPU nantinya bisa memasukkan materi debat terkait komitmen #SAVEMERATUS, komitmen penolakan tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit, serta mendorong ekonomi hijau di HST,” ucap Dayat, Alumni Pendidikan Lingkungan Green Leaders Indonesia.
Lebih lanjut, pihaknya juga mendorong kampanye yang ramah lingkungan dan memastikan isu lingkungan jadi salah satu pokok isu prioritas dalam Pilkada.
Serta, mendorong pencabutan izin tambang PT Antang Gunung Meratus (AGM) dari wilayah HST.
Rekomendasi lainnya, pihaknya juga mendorong pengakuan, perlindungan dan pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat (MHA) HST, pemerataan infrastruktur dan pendidikan khususnya di Pegunungan Meratus, pengelolaan persampahan, kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta pemberantasan tambang maupun perambahan hutan ilegal.
“Suara kaum muda ini penting didengarkan karena saat ini pemuda merupakan pemilih mayoritas dalam Pilkada. Serta, pemuda juga yang akan merasakan dampak atau manfaat panjang dari kebijakan kepala daerah yang terpilih nantinya,” katanya.
Ia berharap rekomendasi ini dapat dikawal bersama semua lapisan masyarakat. Tidak hanya menjadi bahan bahasan debat kandidat, tetapi juga jadi komitmen program bagi bupati HST terpilih nantinya.
Sementara itu, Ketua KPU HST, Ardiansyah menyambut baik audiensi kaum muda HST yang diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia ini.
Pihaknya sudah berusaha meluangkan waktu di tengah padatnya agenda tahapan Pilkada ini.
Lebih lanjut, pihaknya pun mengakui telah menerima banyak masukan dari kaum muda dalam audiensi ini.
Ia mengakui isu lingkungan ini sangat krusial, apalagi di Kabupaten HST.
Ia menerangkan sesuai kesepakatan yang ada, pihaknya akan berkoordinasi kepada pimpinan di KPU Kalsel untuk menindaklanjuti berbagai aspirasi dan rekomendasi untuk dimuat dalam debat kandidat ke depan.
“Insya Allah akan kami masukkan dalam waktu dekat untuk debat kandidat. Kami juga akan mengupayakan mencari panelis yang kompeten agar bisa memasukan isu lingkungan jadi isu nasional,” pungkasnya.
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Amrullah Ermanto