Paman Birin-Acil Odah disambut Tarian Kolosal “Pahlawan Perempuan” di Puncak Harjad Kalsel. Foto-Humas Pemprov Kalsel |
SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN - Kemeriahan dalam puncak peringatan Hari Jadi (Harjad) ke-74 Provinsi Kalimantan Selatan ini menampilkan pertunjukan Tari Kolosal serta kesenian Mamanda berjudul “Pahlawan Perempuan” dalam nuansa kerajaan Banjar berlatar warna kuning di Eks Kantor Gubernur Km 0 Kilometer Banjarmasin.
Terbuka pintu panggung, Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor atau Paman Birin didampingi Ketua TP PKK Provinsi Kalsel Hj. Raudatul Jannah atau Acil Odah tersenyum saat tiba dan langsung menyapa warga Banua.
Sebanyak 180 seniman muda dan senior berkolaborasi dalam pertunjukan seni. Sekelompok Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang dan Khadam (Ajudan) menyambut kehadiran Maha Raja (Paman Birin) beserta Maha Ratu (Acil Odah) dalam pertunjukan tersebut.
Di Kesultanan Kalsel Babussalam, Sang Maha Raja dan Maha Ratu akhirnya muncul di masyarakat.
Mangkubumi yang diperankan oleh seniman Yadi Muryadi menyebut kehadiran Maha Raja beserta sang isteri tampaknya melewati perjalanan panjang hingga ke pelosok desa.
“Beliau (Maha Raja) ini unik, tadi menggunakan trail tampaknya abis turun ke desa (Turdes),” ucap Yadi Muryadi, seorang Mangkubumi.
“Nanti ada pertunjukan Sendratari dari Alam Roh,” ucap Khadam (Ajudan) bercanda.
“Dasar bujur. Aku temimpi Acil (Maha Ratu) nyawa ni memakai kereta kencana,” ucap Maha Raja, tersenyum.
Di atas panggung, Seniman Firhansyah menjelaskan bahwa pertunjukan mereka adalah Kiai Cakrawati atau Galuh Sarinah, seorang wanita Kesultanan Banjar yang ikut berjuang bersama Ratu Jaleha, Bulan Jihad dan pejuang perempuan lain saat melawan Belanda.
Alkisah, sosok pejuang perempuan asal Distrik Riam Kanan itu lihai menggunakan Kuda saat peperangan dan selalu memakai pakaian laki-laki peninggalan suaminya.
Galuh Sarinah berjuang bersama Demang Lehman di Gunung Pamaton dan wilayah lainnya.
“Perjuangan sosok Galuh Sarinah di Kiram, Gunung Pamaton. Pejuang perempuan yang melawan Belanda sampai akhir hayatnya, begitulah pemirsa,” cerita Firhansyah.
Dan pagelaran ini telah bersinergi dengan berbagai sanggar serta sekolah dari lintas daerah yang digagas oleh UPTD. Taman Budaya Kalimantan Selatan dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam Harjad Provinsi Kalsel ke-74 itu mengangkat tema “Niat Diganggam, Barakat Dikatam, Kalsel Babussalam.”
Acara selanjutnya diisi dengan pemotongan nasi Astakona khas kuliner Banjar oleh Gubernur Kalsel Paman Birin didampingi Acil Odah, Wagub Kalsel Muhidin dan Ketua DPRD Kalsel. Dan ditutup doa oleh H. Muhammad Wildan atau Guru Wildan.
“Negara yang besar itu ketika sumber daya berlimpah dan penduduknya banyak, serta mampu menyatukan rakyatnya. Kedua, mampu mencerdaskan rakyatnya,” ucap Guru Wildan berdakwah, sebelum mengawali doanya.
Guru Wildan bersyukur bahwa Indonesia memiliki semua potensi itu, termasuk di Kalsel. Tantangan ke depan, menurut Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Al-Quran Darussalam itu bagiamana menyadarkan rakyatnya dalam kebaikan.
“Menyadarkan itu sulit dan menjadi tantangan kita sebagai umat, karena cara menyadarkan itu hanya dengan agama. Terutama dalam pendidikan agama,” tuturnya.
Di akhir, Guru Wildan memberikan doa untuk momentum peringatan Harjad Provinsi Kalimantan Selatan ke-74 bersama warga tokoh pejabat daerah dan warga Banua.
Reporter : Newswire
Editor : Amrullah Ermanto