Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto-Istimewa |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA - Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas pada Jumat (3/5) untuk menyiapkan lahan relokasi bagi warga pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Ruang, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggunakan akhir pekannya untuk terjun langsung ke lokasi tanah calon relokasi di Sulawesi Utara.
Menteri AHY berangkat dari Jakarta ke Gorontalo pada Minggu (5/5) dini hari pukul 03.00 WIB.
Setibanya di Bandara Djalaludin, Gorontalo, Menteri AHY menempuh perjalanan darat yang berliku-liku selama tujuh jam untuk mencapai Desa Modisi.
Di Desa Modisi, Menteri AHY memastikan tanah calon relokasi sudah memenuhi peruntukan tata ruangnya.
Dua warga pemilik tanah yang bersedia menyerahkan tanahnya kepada pemerintah juga sudah dipastikan kesediaannya.
Dengan demikian, permukiman, fasilitas umum, dan fasilitas sosial bagi warga pengungsi bisa segera dibangun oleh kementerian terkait.
Setelah selesai meninjau lokasi relokasi, Menteri AHY kemudian kembali ke Jakarta dan langsung mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, termasuk di Washington DC.
Di Washington DC, Menteri AHY hadir memenuhi undangan dari Bank Dunia untuk berbagi kisah keberhasilan dan pengalaman pemerintahan Presiden Jokowi dalam mempercepat Reforma Agraria.
Ia akan menjadi salah satu narasumber dalam Global Land Agenda yang puncaknya akan berlangsung pada tanggal 13 Mei 2024.
Pengalaman soal keberhasilan Kementerian ATR/BPN yang akan disampaikan antara lain terkait akselerasi pemetaan serta pendaftaran bidang tanah yang saat ini mencapai kurang lebih 112 juta bidang tanah. Angka pendaftaran tanah ini adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Sebelum masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pendaftaran bidang tanah baru mencapai sekitar 500.000 bidang tanah per tahun.
Dengan percepatan melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN berhasil memetakan serta mendaftarkan bidang tanah rata-rata mencapai 10 juta bidang per tahunnya.
Percepatan ini akan terus berlangsung hingga target memetakan dan mendaftarkan seluruh bidang tanah di Indonesia dapat terealisasikan pada tahun 2025.
Selain itu, Menteri AHY juga akan menyuarakan tentang transformasi digital di bidang pertanahan dan tata ruang.
Salah satu wujudnya adalah implementasi Sertipikat Tanah Elektronik.
Dengan Sertipikat Tanah Elektronik ini masyarakat akan lebih terlindungi dari risiko hilangnya sertipikat akibat kebakaran, kebanjiran atau akibat bencana dan musibah lainnya.
Adapun Menteri AHY akan menyuarakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam Global Policy Forum yang diselenggarakan oleh Bank Dunia.
Ia akan mengisi Panel I pada bahasan Global Land Agenda: Global Land Policy Forum dengan tema “Strategies for Success by Government Champions”.
Menteri AHY akan menjadi narasumber bersama menteri dan petinggi dari sejumlah negara lainnya seperti Minister of Agriculture and Rural Development of Colombia, JheniferMojica Florez; First Deputy Minister of Justice of Georgia, Tamar Tkeshelashvili; dan Minister of Land Housing and Country Planning of Sierra Leone, Dr. Turad Senesie.
Di Amerika Serikat, Menteri AHY juga akan melakukan sejumlah pertemuan termasuk dengan The Netherlands Cadastre.
Selain itu, ia akan melakukan pertemuan dengan Persatuan atau Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS) New York City dan Washington DC; beberapa lembaga negara di Amerika Serikat; serta melakukan dialog dengan sejumlah diaspora di Amerika Serikat.
Selama melakukan kunjungan kerja ini, Menteri ATR/KepalaBPN akan didampingi oleh sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian ATR/BPN. (LS/JR)